Profil Desa Ranterejo

Ketahui informasi secara rinci Desa Ranterejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Ranterejo

Tentang Kami

Profil Desa Ranterejo, Kecamatan Klirong, Kebumen. Mengupas tuntas potensi pertanian, tata kelola pemerintahan, kondisi sosial, dan prospek pembangunan di salah satu desa agraris yang berlokasi strategis di wilayah pesisir selatan Jawa Tengah.

  • Kekuatan Agraris

    Perekonomian desa bertumpu pada sektor pertanian, khususnya padi sawah, yang didukung oleh lokasinya di dekat aliran Sungai Luk Ulo.

  • Tata Kelola Pemerintahan Progresif

    Pemerintah desa menunjukkan komitmen kuat dalam pembangunan infrastruktur dasar dan administrasi, seperti tercermin dari program pengaspalan jalan dan pencapaian lunas PBB.

  • Lokasi Strategis

    Berada di Kecamatan Klirong, desa ini memiliki aksesibilitas yang baik menuju pusat kota Kebumen dan jalur vital lintas selatan, membuka peluang konektivitas ekonomi.

Pasang Disini

Desa Ranterejo, sebuah wilayah administrasi di Kecamatan Klirong, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, merupakan representasi dari kehidupan pedesaan yang kental dengan nuansa agraris. Berada di bagian selatan kabupaten, desa ini terus berbenah melalui pembangunan infrastruktur dan penguatan tata kelola pemerintahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Dengan topografi dataran rendah yang subur, Ranterejo menggantungkan denyut kehidupannya pada hamparan sawah yang menjadi tulang punggung ekonomi utama bagi sebagian besar warganya.

Letaknya yang berada di Kecamatan Klirong memberikan posisi yang cukup strategis. Kecamatan ini sendiri berjarak sekitar 10 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen, menjadikannya sebagai salah satu wilayah penyangga yang penting. Desa Ranterejo, dengan segala potensinya, menjadi cerminan dari dinamika pembangunan desa di Indonesia yang berupaya menyeimbangkan tradisi agraris dengan tuntutan modernisasi dan peningkatan kualitas hidup warganya. Artikel ini akan mengupas secara mendalam mengenai kondisi geografis, demografi, potensi ekonomi, hingga tata kelola pemerintahan di Desa Ranterejo.

Lokasi Strategis dan Kondisi Geografis

Secara geografis, Desa Ranterejo terletak di dalam wilayah Kecamatan Klirong. Wilayah Kecamatan Klirong sendiri memiliki batas-batas yang jelas, dimana sebelah selatan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, sebelah barat dengan Kecamatan Petanahan, sebelah utara dengan Kecamatan Pejagoan dan sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kebumen serta Kecamatan Buluspesantren. Posisi ini menempatkan Desa Ranterejo sebagai bagian dari kawasan pesisir selatan Jawa Tengah yang memiliki karakteristik unik.

Luas wilayah Desa Ranterejo tercatat sekitar 1,10 kilometer persegi atau 110 hektar. Dari total luas tersebut, sebagian besar merupakan lahan produktif. Data historis menyebutkan bahwa sekitar 55 hektar, atau separuh dari total wilayah desa, ialah lahan persawahan. Hal ini menegaskan identitasnya sebagai desa agraris. Keberadaan Sungai Luk Ulo yang mengalir di dekatnya menjadi sumber daya air vital, terutama untuk kebutuhan irigasi pertanian, meskipun tantangan seperti posisi sawah yang lebih tinggi dari sungai pernah menjadi kendala sebelum adanya intervensi teknologi pompa air.

Letak desa yang tidak terlalu jauh dari ibu kota kabupaten dan akses terhadap jalur-jalur utama, termasuk potensi kedekatan dengan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) yang terus dikembangkan, memberikan keuntungan komparatif dalam hal mobilitas barang dan jasa. Aksesibilitas ini menjadi faktor penting yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi desa di masa mendatang.

Demografi dan Struktur Sosial Masyarakat

Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai sumber, jumlah penduduk Desa Ranterejo berada di kisaran 1.700 jiwa. Dengan luas wilayah 1,10 km², maka kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.545 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang cukup signifikan untuk sebuah wilayah pedesaan, mencerminkan pemukiman yang relatif padat di area non-pertanian.

Mayoritas penduduk Desa Ranterejo menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sebagian besar dari mereka bekerja sebagai petani pemilik lahan maupun buruh tani. Pola ini membentuk struktur sosial masyarakat yang homogen dengan nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong yang masih kuat. Kegiatan pertanian, mulai dari masa tanam hingga panen, menjadi siklus utama yang mewarnai kehidupan sosial dan ekonomi warga.

Di luar sektor pertanian, sebagian kecil penduduk lainnya bekerja di sektor jasa, perdagangan, atau menjadi perantau di kota-kota besar. Tingkat pendidikan di wilayah Kecamatan Klirong secara umum sudah menjangkau hingga perguruan tinggi, meskipun lulusan sekolah menengah masih mendominasi. Di Desa Ranterejo sendiri, terdapat fasilitas pendidikan dasar seperti SD Negeri Ranterejo yang menjadi sarana vital bagi pengembangan sumber daya manusia lokal. Kehidupan beragama yang mayoritas Islam berjalan harmonis, ditandai dengan adanya sarana ibadah seperti musala di lingkungan balai desa dan di tengah pemukiman warga.

Perekonomian Desa: Tulang Punggung Agraris dan Rintisan Ekonomi Kreatif

Perekonomian Desa Ranterejo secara fundamental ditopang oleh sektor pertanian. Komoditas utama yang dihasilkan yakni padi. Luasnya lahan sawah yang mencapai separuh dari total wilayah desa menunjukkan betapa vitalnya sektor ini. Aktivitas pertanian padi menjadi sumber pendapatan utama dan penyedia lapangan kerja bagi mayoritas kepala keluarga. Tantangan utama yang pernah dihadapi petani, terutama pada musim tanam kedua atau musim kemarau, ialah ketersediaan air irigasi. Namun melalui program bantuan pemerintah berupa pompa air berkapasitas besar yang sumber airnya dari Sungai Luk Ulo, masalah ini telah mendapatkan solusi signifikan, sehingga mampu meningkatkan produktivitas dan mengamankan hasil panen.

Selain pertanian tanaman pangan, potensi di bidang peternakan juga ada, meskipun skalanya masih merupakan peternakan rakyat. Warga biasanya memelihara ternak seperti unggas dan kambing sebagai sumber pendapatan tambahan dan untuk memenuhi kebutuhan protein hewani keluarga. Pengembangan sektor peternakan ini masih memiliki ruang untuk tumbuh jika dikelola dengan lebih intensif.

Di luar sektor agraris, rintisan ekonomi kreatif dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) mulai menunjukkan geliatnya. Meskipun belum menjadi penggerak utama, potensi industri rumahan seperti pengolahan makanan khas daerah atau kerajinan tangan dapat menjadi alternatif diversifikasi ekonomi. Kecamatan Klirong secara umum dikenal sebagai salah satu area penghasil genteng Sokka, dan meskipun Ranterejo tidak menjadi sentra utamanya, semangat wirausaha di tingkat lokal dapat didorong untuk mengembangkan produk unggulan lainnya. Kedekatan dengan pusat kota dan akses transportasi yang membaik seharusnya dapat mempermudah pemasaran produk-produk dari desa.

Tata Kelola Pemerintahan dan Pembangunan Infrastruktur

Pemerintah Desa Ranterejo menunjukkan peran aktif dalam mengelola administrasi dan mendorong pembangunan fisik di wilayahnya. Balai Desa Ranterejo, yang beralamat di Dukuh Rante, menjadi pusat pelayanan publik dan koordinasi kegiatan pembangunan. Di bawah kepemimpinan kepala desa, berbagai program pembangunan infrastruktur dasar telah dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas hidup dan mendukung aktivitas ekonomi masyarakat.

Salah satu fokus utama pembangunan dalam beberapa tahun terakhir ialah perbaikan infrastruktur jalan. Berdasarkan laporan, pemerintah desa secara bertahap berhasil melakukan pengaspalan, pembangunan jalan makadam, dan rabat beton di berbagai ruas jalan desa yang sebelumnya masih berupa tanah. Peningkatan kualitas jalan ini sangat krusial karena menjadi akses utama warga untuk mengangkut hasil panen, bepergian ke pasar, sekolah, dan fasilitas publik lainnya.

Selain jalan, pembangunan talud untuk penahan tebing dan normalisasi saluran irigasi juga menjadi prioritas guna menunjang sektor pertanian dan mencegah risiko bencana. Komitmen pemerintah desa dalam administrasi juga patut diapresiasi. Desa Ranterejo tercatat sebagai salah satu desa yang konsisten mencapai target lunas Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Keberhasilan ini tidak hanya menunjukkan tingkat kesadaran warga yang tinggi, tetapi juga mencerminkan efektivitas pemerintah desa dalam melakukan sosialisasi dan pengelolaan. Adanya program Peningkatan Kapasitas Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) juga menjadi indikator adanya upaya untuk terus meningkatkan kualitas tata kelola pemerintahan.

Tantangan dan Prospek Masa Depan

Seperti halnya desa-desa lain di Indonesia, Desa Ranterejo menghadapi serangkaian tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai kemajuan berkelanjutan. Salah satu tantangan utama ialah regenerasi petani. Minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian cenderung menurun, yang dapat mengancam keberlanjutan sektor andalan desa ini di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi di bidang pertanian, seperti pengenalan teknologi pertanian modern dan penciptaan agribisnis yang lebih menarik bagi kaum muda.

Tantangan lainnya yaitu diversifikasi ekonomi. Ketergantungan yang sangat tinggi pada sektor pertanian membuat perekonomian desa rentan terhadap fluktuasi harga komoditas dan dampak perubahan iklim, seperti kekeringan atau banjir. Mendorong lahirnya UMKM di sektor non-pertanian menjadi sebuah keharusan untuk menciptakan sumber-sumber pendapatan baru dan memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat.

Meskipun demikian, prospek masa depan Desa Ranterejo terlihat cerah. Lokasinya yang strategis, didukung oleh infrastruktur yang terus membaik, membuka peluang besar untuk terhubung dengan pasar yang lebih luas. Komitmen kuat dari pemerintah desa dalam pembangunan dan tata kelola menjadi modal sosial yang sangat berharga. Dengan terus menggali potensi yang ada, baik di sektor agraris maupun ekonomi kreatif, serta meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, Desa Ranterejo memiliki peluang besar untuk berkembang menjadi desa yang maju, mandiri, dan sejahtera.